Wawancara Khusus “Mengupas Kedaulatan Ekonomi Indonesia: Disiplin Fiskal dan Optimisme adalah Kunci”

Posted by : jalfad 31/10/2025

R. Haidar Alwi (kemeja putih) Pendiri Haidar Alwi Institute

Jakarta, 31 Oktober 2025
Jalal (Indonesia Terang): Selamat siang, Bapak Haidar Alwi. Terima kasih sudah bersedia meluangkan waktu untuk Indonesia Terang. Kita tahu, Anda adalah tokoh yang sangat concern terhadap isu-isu ekonomi kerakyatan. Bagaimana Anda melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini, terutama terkait dengan utang negara yang selalu menjadi perdebatan hangat?

Haidar Alwi: Selamat siang, Bapak Jalal. Terima kasih atas undangannya. Saya selalu melihat ekonomi Indonesia bukan sekadar angka-angka, tapi sebagai denyut nadi bangsa. Utang negara memang sering jadi polemik, tapi kita harus melihatnya dengan data dan akal sehat. Kedaulatan ekonomi itu lahir dari disiplin fiskal dan optimisme ekonomi. Disiplin menjaga akal negara, optimisme menjaga jantung rakyat.

Jalal: Bisa dijelaskan lebih lanjut apa yang Anda maksud dengan disiplin fiskal?

Haidar Alwi: Disiplin fiskal itu kecerdasan bangsa dalam menjaga arah pembangunan. Bukan berarti kita menahan semua belanja, tapi memastikan setiap rupiah memberi manfaat maksimal. Ibarat sistem tenaga nasional, ada batas tekanan dan batas daya. Kita harus menjaga agar tidak terjadi ledakan atau kehilangan daya dorong.

Jalal: Bagaimana cara mengukur disiplin fiskal itu?

Haidar Alwi: Ada beberapa indikator. Pertama, rasio utang terhadap PDB. Selama di bawah 60%, kita masih aman. Saat ini, Indonesia di bawah 40%, artinya kita punya ruang untuk investasi produktif. Kedua, safe growth zone, yaitu selisih antara pertumbuhan ekonomi dan defisit anggaran. Idealnya, selisihnya di atas 3%. Kita masih di margin positif.

Jalal: Anda juga menekankan pentingnya optimisme ekonomi. Mengapa ini penting?

Haidar Alwi: Disiplin saja tidak cukup. Mesin ekonomi yang disiplin tapi kehilangan semangat akan berhenti di tengah jalan. Optimisme adalah denyut kehidupan bangsa. Kita harus berani melangkah di tengah ketidakpastian. Pemerintah perlu menjaga agar belanja mengalir ke sektor produktif, pangan, energi, hilirisasi, dan pendidikan vokasional.

Jalal: Bagaimana caranya menumbuhkan optimisme itu?

Haidar Alwi: Kita harus yakin bahwa bangsa ini mampu menciptakan nilai dari kerja sendiri. Kita punya sumber daya, pasar, dan tenaga yang cukup untuk berdiri di atas kaki sendiri. Optimisme bukan menutup mata dari masalah, tapi membuka jalan di tengah badai.

Jalal: Terakhir, bagaimana semua ini bisa mewujudkan kedaulatan ekonomi yang sesungguhnya?

Haidar Alwi: Semua kebijakan ekonomi harus kembali kepada Pasal 33 UUD 1945. Pasal itu bukan sekadar hiasan, tapi kompas yang memastikan ekonomi berpihak pada rakyat. Kita harus menjaga keseimbangan antara efisiensi dan keadilan, antara daya saing dan kedaulatan.

Jalal: Terima kasih banyak, Bapak Haidar Alwi, atas pencerahannya. Semoga pandangan Anda bisa memberikan semangat baru bagi kita semua.

Haidar Alwi: Sama-sama, Bapak Jalal. Mari kita jaga disiplin fiskal dan optimisme ekonomi untuk mewujudkan kedaulatan Indonesia

RELATED POSTS
FOLLOW US