
Jakarta, 15 April 2025, Indonesiaterang.net – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keprihatinan mendalam atas kondisi Rumah Sakit Al-Ahli di Gaza yang hancur akibat serangan udara Israel. Fasilitas kesehatan yang dikelola Gereja Inggris itu kini tidak lagi dapat digunakan untuk memberikan layanan kesehatan.
Juru bicara WHO, Dr Margaret Harris, mengungkapkan bahwa serangan demi serangan yang dilancarkan Israel terhadap rumah sakit dan petugas kesehatan telah mengakibatkan keterbatasan persediaan medis di Gaza. Hal ini diperparah oleh blokade Israel terhadap wilayah tersebut.
Pada Minggu (13/4), serangan Israel menghancurkan laboratorium, merusak ruang gawat darurat, dan menyebabkan kematian seorang anak akibat gangguan dalam perawatannya. Militer Israel mengklaim bahwa rumah sakit tersebut merupakan “pusat komando dan kendali” Hamas, namun Gereja Inggris membantah klaim tersebut dan mendesak Israel untuk memberikan bukti.
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan bahwa rumah sakit dilindungi berdasarkan hukum humaniter internasional. Ia mendesak agar serangan terhadap perawatan kesehatan dihentikan dan pasien, petugas kesehatan, dan rumah sakit harus dilindungi.
Akibat serangan tersebut, Rumah Sakit Al-Ahli terpaksa memindahkan 50 pasien ke rumah sakit lain, namun 40 pasien dalam kondisi kritis tidak dapat dipindahkan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit trauma utama di wilayah Gaza utara dan satu-satunya rumah sakit dengan fasilitas pemindaian CT yang berfungsi di sana.
WHO juga mengungkap bahwa persediaan medis di Gaza hampir habis akibat blokade Israel yang telah berlangsung selama lebih dari enam minggu. Meskipun WHO telah menimbun sejumlah persediaan, militer Israel tidak memfasilitasi pemindahan persediaan tersebut dari selatan ke utara Gaza.
Kondisi ini menimbulkan keprihatinan serius bagi masyarakat Gaza yang membutuhkan layanan kesehatan di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Laporan: Toguh
