Foto istimewa
Bojonegoro, Indonesiaterang.net – Sebuah terobosan monumental mengguncang dunia pendidikan Islam! Dua tokoh ulama kharismatik, KH. Syekh Machzum dan KH. Abdulloh Faqih, bersatu padu merancang program keumatan revolusioner: pendirian pesantren berbasis industri, perkebunan, dan pertanian! Inisiatif visioner ini siap mencetak generasi ulama yang tidak hanya mumpuni dalam ilmu agama, tetapi juga cakap dalam bidang ekonomi dan kewirausahaan.
Sebagaimana rilis diterima tim media, Ahad (5/10/2025) bahwa Gus Faqih, sapaan akrab KH. Abdulloh Faqih, dengan semangat membara menjelaskan bahwa gagasan ini bertujuan untuk melahirkan ulama Syafi’iyah yang berkualitas tinggi. “Ini adalah karya agung yang kami gagas berdua dengan KH. Syekh Machzum. Lahan seluas 70 hektar telah kami survei!” ungkap Gus Faqih dengan nada penuh keyakinan.
Lokasi strategis telah disiapkan: wilayah Blora yang berbatasan dengan Cepu, Bojonegoro, akan menjadi pusat perkebunan kurma yang produktif. Sementara itu, Desa Bulaklo dan Desa Margomulyo di Kecamatan Balen akan menjadi rumah bagi pesantren Tahasus, tempat para calon ulama Syafi’iyah digembleng dengan ilmu mendalam.
“Kami akan memilih calon santri terbaik, yang cerdas dan trengginas, untuk dididik oleh para kiai kharismatik dari Jombang, Kediri, dan Langitan Tuban,” jelas KH. Abdulloh Faqih. Kurikulum intensif meliputi ilmu alat (Nahwu Sorof), kitab hadits, fiqih, Al-Qur’an, dan kitab kuning. Setelah lulus, mereka akan ditugaskan mendirikan pondok pesantren di seluruh pelosok Indonesia!
Lebih dari itu, kompleks pesantren ini akan dilengkapi dengan fasilitas modern: pusat pesantren Islam, perguruan tinggi Islam, dan rumah sakit Islam megah. Lokasinya? Di sekitar Masjid An-Nahda, perbatasan Bojonegoro – Ngawi. Pusat pesantren Tahasus sendiri akan berlokasi di Desa Margomulyo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, dengan fasilitas lengkap: masjid, panti asuhan, MI, MTs, MA, hingga perguruan tinggi!
KH. Abdulloh Faqih menyanjung Syekh Machzum Baisa sebagai sosok panutan dan teladan dalam perjuangan. Melalui dakwah dan ekonomi, beliau telah membangun sekitar 50 masjid di Indonesia. Kini, fokus beliau adalah pengembangan pondok pesantren melalui yayasan yang didirikan bersama para kiai, termasuk KH. Abdulloh Faqih di Bojonegoro.
Syekh Yusuf dari Batu Malang, sahabat KH. Abdulloh Faqih, telah menyiapkan lahan untuk pesantren dan rumah singgah kiai. Gus Dulloh (KH. Abulloh bin Abdulloh Faqih) juga berkeinginan membangun pesantren tahsus dan rumah singgah kiai di sekitar Langitan Tuban. Sementara itu, di Magelang, Kyai Moh. Birorohim ingin membangun pesantren pertanian dan perkebunan.
Dalam kuliah umum ba’da dzikir Jum’at, 26 September, Syekh KH. Machzum Baisa menyampaikan pesan membakar semangat: “Jangan Takut Mati!” Beliau mengajak para hadirin untuk tidak takut pada apapun kecuali kepada Allah SWT.
Syekh Machzum Baisa mengajak para kiai dan santri untuk berjuang dengan ikhlas. Rencana pembangunan besar ini akan dimulai dengan gerakan sedekah. Semoga Allah SWT meridhoi cita-cita dan gagasan besar ini! (JTJ)

